MOVIE REVIEW: Susahnya Jadi Perawan (2008)

Note: entry ini adalah repost dari blog gua yang lain.

Tanggal terbit asli: 18 January 2008.

Susahnya jadi Pelacur

Rating 1/5 Stars

2 Stars

Ini film kalo diliat dari sinopsisnya, kayaknya lumayan menarik. Cerita tentang seorang calon penyanyi yang berusaha mempertahankan keperawanannya sambil berjuang mewujudkan impiannya.

TAPI…

Yang ada ini film cuma parade product placement! Kayaknya produser film ini, yang gua bahkan gak mau buang-buang waktu untuk cari tau namanya, berharap sepenuhnya dari dana sponsor buat bikin film!

Dimulai dari XL (kurang gede logonya! /sarcasm), BlueBird, Guinness, Bir Bintang, HardRock FM, MTV Trax, MTV Global Room, O-Channel, RCTI, Indonesian Idol dan sebut aja deh yang lain.

PESAN (kepada) SPONSOR: Teliti sebelum membeli! Kalo gak mau nama baik anda dilecehkan seperti di film ini.

Ini kayaknya sutradaranya si Mirwan Suwarso (akhirnya gua cari tau juga, karena gua pengen tau siapa yang udah ngebuang umur gua selama 2 jam -red) pengen sok-sok masukin film ini ke tengah-tengah kehidupan Jakarta, sehingga ngutip produk-produk yang dipake sehari-hari sama kite-kite. Tapi jadinya malah norak. Dia justru lupa tugas utamanya: untuk bikin film.

Ini film juga diisi cameo-cameo selebritis kurang ekspos seperti, Anang (!) dan Andra dan konconya. Kayaknya si Andra ini keki lantaran Dewa 19 bisa dapet spot di film Kamulah Satu-Satunya (yang btw, ini film keren karena yang maen temen gua!).

Dan Andra, lo gak bisa akting men. Cukup deh gua denger ‘dialog’ yang isinya cuman “hmm… oh ya? Oooh..masa?”. Kalo gua bilang akting Andra kayak tai, itu namanya gua melakukan penghinaan terhadap bahan baku pupuk kandang yang berguna.

Anang, lo cuman muncul sekelebat doang. Yang kalo gua gak pernah nonton d’Bijis, gua gak bakal tau tampang lo kayak gimana.

Selain dua orang diatas, film ini juga diisi sama kumpulan orang-orang gak berbakat yang terlalu desperate untuk main film.

Semuanya (baca: SEMUA) yang dapet screen time disini gak ada yang bisa akting. KECUALI: si pemeran Kevin Purba (Restu Sinaga) yang ada satu adegan lip-sync gokil abis yang make-up untuk semua dialog-dialog lifeless-nya, dan juga pemeran dosen kuliah setengah bule yang bisa menjadi the next Rudi Wowor.

By the way, gua ini nonton di bioskop 21 Platinum Screens, tapi kenapa yang ada malah sakit kuping? Bikin film kok pake mikrofon kaleng rombeng? Sering banget dialog-dialognya gak kedengeran. Trus, kadang si cewek ngomong keras banget, lawan bicaranya kayak bisik-bisik. Gak konsisten.

Oh ya, di film ini terhitung ada 5 adegan nyanyi lagu penuh yang kurang penting yang nyata-nyata keliatan lipsync-nya! Cape ngeliatnya! Termasuk dua lagu dari Andra & the Backbone.

Sekedar info aja, setengah jam pertama, ini film gak maju-maju ceritanya! Penonton dianggapnya goblok dengan disuruh ngeliatin Olga bencong, Nova Eliza dan seorang cewek gendut ngobrol ngalor-ngidul tanpa skrip dengan sound kalengan.

Apalagi ditambah dengan adegan ‘breaking the fourth wall‘ yang dipopulerkan oleh Srimulat. Jadi si Nova Eliza dari awal sampe tengah film akan berbicara dengan penonton menjelaskan cerita film ini. Filmnya diawali dengan flashback, dan diakhiri dengan fast forward. Lho? Jadi saat present nya mana? Mana Mirwan, mana?!

Camera works-nya lebih bikin cape lagi. Ada gak sih film yang kameranya gak pake tripod, goyang-goyang gak jelas? (ada: Bourne Ultimatum. Tapi ini filmnya keren). Ada gak sih film yang kalo orang lagi ngomong, yang dikasih liat malah rambutnya ni orang? (ada: film ini!). Ato ada gak film yang orang lagi ngomong, malah diambil tampak sampingnya doang? Ini film bioskop apa mug shot sih? Ini film jadi kayak hasil karya anak-anak SMA yang bego di akademik dan pengen coba-coba mengadu nasib di bidang lain.

Film ini bisa dibilang setara sama film kampung Pocong 3 oleh Monty Tiwa. Sama-sama kampung, sama-sama soundnya rombeng, sama-sama camera works ngaco, sama-sama ditinggal setengah dari penontonnya ditengah-tengah pertunjukan.

Oh ya, kalo ada yang bilang film ini keren, gua rela berantem ama loe! Dan buat orang-orang yang bilang kalo gua cuma bisanya ngekritik doang, lo pasti belom nonton ni film!

Ini artikel gunanya buat nolongin kalian muda-mudi yang tadinya pengen pacaran di bioskop, supaya keluarnya gak perlu muntah-muntah gara-gara film kayak gini. Harusnya kalian berterimakasih…

3 Responses to MOVIE REVIEW: Susahnya Jadi Perawan (2008)

  1. amar berkata:

    emg….keluarga kamu ndak ada yang perawan yach…n perek semuakah

  2. kazasou berkata:

    Uah, liat covernya sama judulnya udah bikin ill-feel

Tinggalkan komentar